Jumat, 23 Maret 2012

Why microfinance is different from consumer finance

Penting untuk mengetahui perbedaan penanganan di Mikro dan di konsumer sebagai dasar untuk melanjutkan ke diskusi selanjutnya


Berikut ini di sampaikan perbedaaan antara kredit konsumen dan mikro :
1. NO TOP UP
Kredit di mikro tidak harus mmerllukan debitur baru untuk menambah bade portfolio nya. Ini berbeda dengan kredit konsume ryang mana diharuskan untuk menambah debitur baru untuk menambah baki debet. Jika ada kejadian penambahan kredit limit di kredit nsumen, jumlahnya pun akan sangat sedikit. 

Contoh : 
Jika pedagang kelontong tokobnya membaik omzet maka yg diperluadalah melakukan topup penambahan krredit dan mks lama diperlukan untuk mewmproses aplikasi. Sedangkan untuk kredit motor atau kredit kartu, utk penambahan kredit, maka yg dilakukan adalah menjual motor terlebih dahulu dan mengajukan kredit baru. Komposisi top up di kredit mikro dapat mencapai angka 70% spt yg terjadi di bank bri sedangkan di bank mandiri, komposisi top up adalah kurang lebih 20-40%.

2. MAINTENANCE STYLE
Pengelolaan debitur mikro dilakukan dengan cara penddekatan yang personal terihadap nasabah dan menghindari penanganan bergaya kolektor yang dilakukan untuk kredit konsumsi.

Contoh:
Pengelolaan pedagang di pasar yang tidak sesuai untuk digunakan dengqn menggunakan cara kekerasan atau hard collection.

3. PENYEBAB NPL
Dalam pasar mikro, yang menjadi penyebab memburuknya NPL adlah kebanyakan dikarenakan kasus pada saaa akuisisi dan ini cenderung berbeda dengan yang ada di konsumer yang tidak terlalu memperhatikan apakah sbumnya ini merupakan kasus atau bukan. 

Data yang ada membuktikan bahwa dari total hasil review yang dilakukan maka terlihat bahwa presentsi debitur yang bermasalah adalah sebagian besar kr n pola akuisisi yang benar.!mana datnya

4. FOKUS PEMBENAHAN
Dalam kredit konsumen, yang menjadi fokus pembenqhan adalah fokus dibagian Collection jika terdapat pemburukan kualitas portfolio. Hal ini berbda dengan krdit mikro dimana yang menjadi fokus pembenahana adalah justru di bagian akuisisi kredit dan bagian collection hanya akan menjadi buffer terhadap segalaa hal yang kurang dibenahi di front end atau akuisisi. 

Fokus pembenahan di kredit mikro di akuisisi adalah dikarenakan dengan berbedanya segmen yang dimasuki antara segmen mikro dan segmen konsumer. 

Pertama, Segmen produktif memerlukan tempat produksi atau tempat usaha yang menjadi tempat nasabah melakukan peningkatan omset sehingga nasabah tidak akan berpindah usaha hanya karena ia tidak mampu membayar. Jika ia melakukan hal ini maka ia otomatis akan kehilangan pengahasilan. Oleh karena itu, jika ada nasabah yang ingin menunggak, maka memang dari awal yang bersangkutan sudah amempunyai niat utk melakukannya, sehingq jelas bahwa verifikasi di awal menjadi sangat penting akhirnya problem yang harus menjadii pembenahan adalah pada saat akuisisi.

Kedua, tipikal nasabah kredit mikro yang lebih cendrung merupakan segmen kelas bawah dan sangat bawah bukanlah tipikal yang tidak ingin membayar krn edukasi mereka yang rendah semakin kecil utk sempat memikirkan cara yang sengaja untuk menunggak.

Ketiga, kepercqyaan akan niat baik membuat mereka percaya akan karma akan perbuatan buruk dan akibatnua jika tidak membayar hutang sehingga jika memang ada yang menunggak maka disebabkan sebagian besar adalah memang karena sedari awal sudah berniat melakukan penyewengan kredit. Hal ini bisa terdeteksi pada saaat 'credit processing'


5. STRUKTUR ORGQNISAS
Di konsumer, segregation of duty ketat diberlakukan dimana organisasi antara unit yang menangani sales terpisah dengan unit yang menangani collection, hal ini dikarenakan bahwa segment debitur, pola akusisi dan prosees kredit memang memungkinkan untuk dilakukan hal tersebut.

Dengan penerapan organsiasi  terpola demikian maka unit sales dapat secara optimal fokus pada penjualan sedangkan unit yg memproses kredit memastikqn bahwa aplikasinyang dihasilkan sesuai dengan  kebijakan yang ada. Unit collection memastikqn bahwa jika aplikasi tersebut sdh disetujui dan kemudian menunggak maka debitur tetap dapat melakukan pembyaran


6. CARA PEMBAYARAN
Dipickup up utk mikro dan fokus di situ sedangkan konsumen lebih fokus ke transfer dan atm


7. ZONA KERJA
Zona kerja pegawai yang ada di mikro berbeda dengan zona kerja yang ada di konsumer.  


8. POLA REKRUITMEN
Karena zona kerja yang berbeda tersebut maka rekruitmen calon pegawai mikro akan berbeda dengan rekruitmen untuk pegawai konsumen. 



9. LOCAL KNOWLEDGE
Mikro lebih mementingkan local  knowledge dan knowledge di sekeliling nasabah sedangkan konsumer pun tidak masalah jika harus melakukan penjualan lewat sms banking

10. APPROVAL RATE
Approval rate di mikro jauh lebih tinggi daripada di konsumen. Hal ini karena perbedaan proses kredit antara kredit mikro dan konsumer.

11. PENEMPATAN ANALYST
Mikro tidak perlu analist yang disEntralisasi di region ataupun area tertentu, karena dengan analyst yang ditempatkan di area tertentu maka analyst terseBut akan kehlilangan local aknowleldge dan skill dari daerah yang dianalisanya.


12. INTEGRITAS/NURANI
Walaupun dengan kriteria yang relatif jauh lebih longgar daripada kredit konsumer, namun kredit mikro tetap dapat mempertahankana kualitas sesuai dengan standar yang ada di industri pembiayaan mikro. 

Dengan yield yg tinggi, di kisaran 1.5% s.d 2.5% perbulan atau 20% s.d 30% pertqhun maka NPL dapat dibuat lebih tiniggi di kisaran sekitar 4% - 5%. 

Kiat sederhana yang dilakukan oleh pimpinan bisnis mikro adalah meningkatkan kesadaran akan esensi kredit mikro dengan fokus di level pimpinan unit dan juga pentingnya hati nurani dalam memutus kredit mikro. 

Data dari intrrnal audit bank mandiri menyebutkan bahwa 73% kasus terkait penyimpangan kredit mikro dilakukan oleh pimpinan unit sebagai aktor utama pelaku penyimkpangan tersebut, bukan staff di unit ataupun petugas lapangan. 

Ini sejalan dengan telaahan bahwa utk menjaga kualitas kredit mikro, maka yanga harus dijaga adalah di proses aplikasi krdit yang hanya memakan waktu makzimal 5 hari kerja namun bisa berimbas selama minimal 3 tahun tenor ataupuntahunan jika kredit tersebut bermasalah. 

13. SALES APPROACH
Konsumen adalah jual putus

14. DEBITUR = KOMUNITAS
Kredit mikro terikat erat dengan 

15. COLLECTION TYPE 
Mengenal 3 tahap penagihan : soft, medium dan hard collecltion
Mikro juga kenal 3 tahap penagihan : maintenance, restru an penyelesaian

16. PRILAKU DEBITUR
Debigur mikro menunggu usahanya di rumah ataupun toko ataupun tempat usahanya sedangkan debiturkonsumer lebih cenderung mempunyai penghasilan tetap yang  kerjanya tetap di kantor.

Prilaku dipagi hari berbeda antara debitur mikro dan debitur konsumer sehingga akan mempengaruhi cara vereifikasi, danpengelolaan debitur.

17. PRILAKU BER-HANDPHONE
Orang mikro suka berganti nomor handphone

18. CARA SETOR 
Cara setor debitur mikro adalah harian, 2-3 hari secara berkala dan mingguan

20. FUNGSI SALES SEKALIGUS KOLEKTOR
Di consumer collecltion, seorang sales akan hanya berfungsi sbg penjual tanpa perlu melakukan aktifitas maintenance atau pengelolaan ataupun pembinaan terhadap nasabah yang sudah di lakuka booking. 

Ini berbeda drngan yang ada di kredit mikro dimana seorang petugas sales juga berfungsi sebagai pembina debitur. Pembinaan debitur dilakukan dengan banyak cara dan metode. 

Pembinaan ini juga nantinua berfungsi sebagai media atau pun channel untuk melakukan penjagaan kolekeyibilitas dari debitur, prnambahan kredit limit, ataupun referensi untuk mencari nasbah baru.

21.JENIS KREDIT
Secara defini, krewdit mikro berbeda dengan kredit konsumsi. Kredit mikro lebih dekat dengan kredit produksi sdgkan kredit konsumen lebih dekat dengan kredit konsumsi. 

Penggunaan uang yang dicairkan oleh bank kepada debitur akan berbeda antara segemen kredit mikro ataupun kredit konsumsi. Walaupun 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar